ATAP SUMATERA 3.805MDPL



Hai semua, baru lagi ya liat postingan gua. Kali ini gua bakal bercerita mengenai perjalanan gua menapaki atap sumatera. It’s so amazing and I still can’t believe that I can reach the top. 
Awalnya pendakian ke kerinci ini gua ga berminat ikut, Karena bulan april gua baru balik dari Belitung. So you know what I mean, kantong gua menipis kalo 2 kali jalan dengan jarak waktu yang deket. Tapi anak anak panorama mountaineers ( sekarang di beri nama seperti itu) maksa gua dan bayu buat ikut. Kalo di paksa sih gua mau mau aja, tapi duit nya yang tidak memungkin kan. Karena di bujuk rayu oleh anak anak, akhirnya gua dan bayu ikut. Kebetulan lagi ada travel fair dan dapet tiket promo. Gua selalu seneng kalo beli tiket promo dari Garuda Karena full service ! jadi ga perlu khawatir mikirin makan atau bagasi ( it’s not sponsored ) . 
Selama mendaki bareng anak panorama mountaineers gua dan bayu ga pernah absen buat ikut muncak bareng mereka, Karena gua dan bayu In relationship so anak anak sangat memaksa kita buat ikut ke kerinci #ini kelewat pede .
Gua berangkat naik garuda pesawat 

Landing broh ! at international Minangkabau airport.


Minangkabau international airport

Buat kalian mungkin bertanya tanya kenapa gua naik pesawat ke padang ? sedikit informasi. Jadi Gunung Kerinci bagian dari provinsi jambi dan berbatasan langsung dengan sumatera barat yang berarti jarak yang di tempuh lebih dekat dari padang di bandingkan dari jambi. 
Setiba nya di padang, kami beristirahat sejenak dan menunggu jemputan. Sebelumnya kami memang sudah memesan mobil untuk mengantarkan dari padang – kayu aro. 
Kalo menurut gua lebih baik kalian langsung sewa mobil biar ga ribet cari mobil ketengan, pastinya bakal wasting your time untuk cari – cari nya. Jadi perjalanan dari padang – kayu aro di tempuh kurang lebih 10 jam sudah termasuk stop untuk istirahat dan makan. 
Gua berangkat dari padang jam 1 siang, singgah dulu di tempat makan. Kami semua pesan nasi goreng. 

Soal rasa jangan di tanya. bisa di lihat nasi goreng merah merona di taburi ayam suir, seledri, telor mata sapi, kerupuk pinky, dan timun. Sesuai ekspektasi kalian pasti nasi goreng ini pedas, iya pedas. Rasa nya hanya pedas aja bukan pedas banget! Jadi menurut gua masih enakan nasi goreng buatan gua. Sebenernya nasi goreng ini bikin gua bingung, gua pesen nasi goreng daging sapi tapi yang di kasih nasi goreng pake ayam suir. Yaudah makan aja ya kan. Tapi kita harus saling menghargai selera nusantara #ciaaa .
Setelah makan kami lanjutkan perjalanan dan berhenti di toko untuk berbelanja logistik. Lanjut jalan Bersama supir yang gokil, mungkin Karena sudah terbiasa lintas sumatera jadi super duper kebut ya mobilnya. 
Tapi asli sepanjang perjalanan kalian pasti terkesima sama pemandangannya, awannya putih di selingi langit yang biru. Kanan kiri pepohonan, sebelah kiri jurang sebelah kanan tebing. Ya something like that. Ada kebun teh juga yang bagus buat foto, sempet pengen berhenti buat ambil foto tapi Karena mager jadi lanjut terus.


Beginilah pemandangan sepanjang jalan

Tak terasa kami sudah 6 jam perjalanan, saat magrib tiba kami berhenti di tempat makan lengkap dengan wc , musola dan beberapa kedai makan. Disini banyak orang yang memang melakukan perjalanan lintas sumatera dan tempat ini hanya ada 1 saja di tengah tengah jalanan yang sepi. 
Setelah makan dan solat kami melanjutkan perjalanan, semua udah ga karuan. Ada yang muntah, ada yang bangun tidur ,tidur lagi, berenti buat istirahat , berenti ke toilet, sampe leher dan bokong pegel pegel ternyata kami belum sampe juga di kayu aro. Kurang lebih jam 11 kami tiba di basecamp tepatnya di desa kayu aro. Bergegas kami langsung istirahat, namun gua sedikit gelisah. Dan tara ternyata datang bulan, dalam hati gua berkata “ oh my god, gimana ini. Lagi datang bulan terus muncak? Mana baru banget datang bulan. Pasti ga nyaman dan sedikit takut “ 
Kami istirahat dan memulai pendakian besok pagi. Subuh gua bangun dan langsung mandi, Karena banyak orang dan takut lama nunggu antrian. Setelah mandi packing barang. Kami jalan jam 9 pagi. 
Dan pemandangan dari basecamp adalah gunung kerinci dan kebun teh yang indah. 



Desa kayu aro – pemadangan gunung kerinci dan hamparan kebun teh 

Kami naik mobil bak dari basecamp – R 10 perjalanan kurang lebih 30 menit.
R 10 – Pintu Rimba kurang lebih 15 menit 

Kondisi jalan dari R 10 – Pintu Rimba 

Dari pintu rimba – pos 1 perjalanan 1 jam




Gunung kerinci adalah taman nasional seblat , dimana sering di gunakan untuk konservasi para peneliti Karena disini habitat asli harimau sumatera dan badak.
Gunung kerinci juga terkenal dengan hutan hujan tropis, sepanjang jalan gua memang merasa sejuk Karena langit terutup oleh pepohanan yang rindang. 
Tekstur tanah nya pun basah, Karena curah hujan yang tinggi sehingga hampir setiap hari turun hujan. 


Trek dari pintu rimba – pos 1 

Setelah tiba di pos 1 kami beristirahat sekitar 15 menit untuk minum dan nyemil.
Kami melanjutkan perjalanan setelah beristirahat sejenak, tiba di pos 2 kami berkumpul dan beristirahat. Trek dari pos 1 – pos 2 masih sedikit landai dengan kontur tanah yang basah. 


Pos 2 , lahan nya cukup luas

Tak sampai 20 menit kami langsung bergegas melanjutkan perjalanan, perjalanan dari pos 2 – pos 3 makin menanjak. Sesekali gerimis atau kabut turun, hal yang paling kami khawatirkan adalah hujan pada saat pendakian. Itu akan memakan waktu dan juga trek akan semakin sulit di lewati Karena licin. 
Tiba di pos 3 , ada beberapa tenda yang didirikan oleh pendaki yang seperti nya kebanyakan warga negara Malaysia. 
Di pos 3 kami hanya berhenti sebentar. Gua, Bayu, Kiki, Bang Ndin, Bang Eko masih di pos 3 beristirahat sambal bersandar di batang pohon. Kami berada di paling belakang dan teman teman yang lain sudah berada jauh di depan. 
Dari pos 3 – Shelter 1 semakin sulit di lewati , tanah semakin lembab dan tentu nya membuat sepatu jadi berat. Gua ga terlalu ingat tempat pasti nya dimana mengenai pesan Pakde Lan ketika kami melewati pohon yang bentuknya sepeti terowongan kami tidak boleh berhenti disitu dan berfoto, pesan itu kami sudah paham betul bahwa yang di maksud itu ada penunggu nya. Tapi gua lupa lokasi pasti nya antara di perjalanan Pos 2 – Pos 3 atau Pos 3 – Shelter 1 karena banyak sekali terowongan yang terbentuk dari ranting pohon yang kami lewati sehingga membuat keliru dan sedikit parno. Yang pasti setiap lewati terowongan dari ranting pohon gue pribadi baca doa dan buru buru lewatin itu terowongan. Karena di perjalanan sangat sepi, hanya ada rombongan gue , semakin sore cahaya matahari tidak terlalu menerangi perjalanan kita. 
Akhirnya tiba di Shelter 1 di sambut dengan kabut dan rintik gerimis.


Kami langsung mendirikan tenda. 

Kami tiba di shelter 1 sekitar jam 5 sore. Mengingat kondisi fisik dari kami semua yang sudah Lelah di perjalanan dari Padang – Kayu Aro jadi kami semua memutuskan untuk menginap di shelter 1 karena tidak memungkinkan untuk melanjutkan ke shelter 3 bahkan ke shelter 2.
Sore itu di shelter 1 hanya ada 2 tenda yaitu tenda kami. Setelah tenda jadi kami langsung masuk tenda masing – masing dan beristirahat, masak , dan bercerita. Gerimis turun sampai malam hari, ada beberapa pendaki yang datang dan mendirikan tenda. Pagi hari nya jadi ada 5 tenda yang camp di shelter 1. 
Pagi itu kami menghirup udara segar, memakan buah arbei ,packing, masak , dan bergegas melanjutkan perjalanan di jam 9 pagi. Sebelum berangkat kami berdoa dan tiba saat nya trek yang sesungguh nya. Perjalanan dari shelter 1 – shelter 2 semakin menanjak, sempat beberapa kali bertemu dengan pendaki yang turun dan bertanya “ camp di shelter berapa ? “ kami menjawab “ kayanya sih di shelter 2 “ dan beberapa pendaki menyarankan kami camp di shelter 3 karena lebih dekat pada saat summit. Kami hanya mengikuti saran pakde lan Karena beliau yang tahu kondisi trek di gunung kerinci dan kami sendiri pula yang tahu kondisi fisik masing – masing. Perjalanan dari shelter 1 – 2 cukup menguras tenaga. Namun kami tiba siang hari di shelter 2 dengan kondisi hanya ada tenda kami saja yang camp di shelter 2. Ternyata tempat camp nya turun ke bawah ke tempat yang lebih rendah. Di atas ada 1 tenda saja yang di dirikan, siang itu kami tidak terlalu memperhatikan trek menuju shelter 3. Hanya sekilas melihat trek yang langsung menanjak dengan jalur yang sangat sempit. 
Akhirnya kami beristirahat di tenda. kemudian sore hari hujanmulai deras. Kami khawatir akan ada petir dan hujan tetap turun ketika kami akan summit. Dini hari jam 2 kami berangkat dari shelter 2 di temani gerimis turun. Kami semua berdoa sebelum berangkat, berharap tidak turun hujan deras dan tidak ada petir. Kami bergegas untuk summit, menyalakan senter masing masing. Berjalan beriringat di antara jalur yang gelap gulita. Walaupun gelap, tapi jalur sangat terasa. Jalanan yang sempit dan terus menanjak. Kanan dan kiri terasa seperti jurang, namun kami hanya bisa terus melangkah ke depan Karena tidak bisa melihat apapun. 
Sampai pada saat matahari terbit dan langit mulai cerah, terlihat pula jalur yang akan kita lewati. Betapa gagah nya puncak indrapura , di selimuti kabut pagi hari. 

Kami melanjutkan perjalanan, tiba lah di Tugu Yudha. Saya kira ini adalah puncak nya Karena sangat luas sekali. Banyak in memorian yang di pasang untuk menunjukkan kedukaan atas hilang nya pendaki dan yang bersatu dengan alam. 
Alasan pos ini di beri nama Tugu Yudha Karena untuk memperingati seorang anak gubernur yang bernama Yudha, yang hilang dalam pendakian di tempat tersebut. Sampai banyak tim SAR bahkan TNI yang mencari nya tidak satu pun menemukan nya. Padahal kecil kemungkinannya untuk hilang di tempat tersebut Karena tempat tersebut cukup luas bahkan cukup landai untuk sebuah jalur yang sudah berada di ketinggian 3000an dan jika memang jatuh pun akan tetap terlihat dan masih terlihat. Namun sampai saat ini jasad nya tidak di temukan, yang di temukan adalah jejak yang di tandai dengan sebuah barang yang tertinggal di tempat tersebut. 

Pada saat mendaki, mungkin kita tak pernah tahu apakah akan selamat atau berakhir bersatu dengan alam. Tapi yang perlu kalian yakini adalah banyak orang yang menunggu kalian di bawah sana, keluarga teman bahkan pasangan yang membuat kita harus tetap selamat. 
Yang kita lakukan adalah tetap berdoa dan berhati hati. Jangan pernah menyombongkan diri kepada alam. 
Pada akhirnya kami semua sampai di puncak indrapura yang begitu gagah, tak banyak orang yang ada di atas sana. Bahkan bisa di hitung jari oleh kami. Mungkin hanya ada 5 orang saja di tambah rombongan kami 10 orang pada saat itu. Memang  atap sumatera sangatlah misterius, ada banyak hal yang tak kita ketahui pada saat itu dan kami baru mengetahui nya setelah turun dan tiba di basecamp.
Banyak hal hal yang terjadi disana, mulai dari perasaan saya seperti ada yang memperhatikan saya di sekeliling hutan ketika turun. Mendengar suara harimau di jalur yang kanan kiri nya tertutup ranting pohon. Merasakan keberadaan nya ,namun saya tidak mau memastikan jika memang dia berada disitu. 
Ya yang pasti, kerinci masih menjadi misteri untuk saya sendiri..















Comments

Popular posts from this blog

TOUR PLANNING

PT. TUNGGAL IKA MAHAKARYA

DUO TRAVELLER GOES TO BANDUNG